Rabu, 10 September 2014

Undangan Part 1




Kali ini saya mau sharing tentang undangan nih.. Awalnya sang tunangan menawarkan buat undangan di temennya yang kebetulan punya percetakan. Sebut saja namanya Mr.X.

Kami pun membuat janji untuk ngobrol masalah harga, desain dll. Kebetulan saya pun membawa 2 contoh undangan yang diinginkan. Awal pertemuan, kalau tidak salah sekitar bulan mei pokonya sebelum puasa. 

Di awal pertemuan, semuanya terasa indah baik dari segi harga, desain serta penawaran-penawaran lainnya yang menarik. Alhasil kami pun deal harga, desain dsb. Contoh undangan yang saya bawa pun diminta konon katanya untuk dijadikan sebagai acuan. Kami hanya tinggal menunggu layout dari si Mr.X ini.

"Pokonya nanti pas puasa udah jadi  dummy nya, jadi habis lebaran udah bisa naik cetak. Nantilah dikabarin lagi" kata Mr.x

Selama bulan puasa, Mr.X tak kunjung memberi kabar. Alhasil, kami berusaha menanyakan perkembangan undangan. Boro-boro kasih kabar, kadang di sms saja ga dibales. Selalu ada alasan, ga ada pulsa lah, lagi sakit lah, bahannya belum ada lah, lagi bikin dummy yang 1 lagi lah. Pokonya susah banget dihubungin apalagi diajak ketemuan.

Dua minggu setelah lebaran, akhirnya Mr.X kasih kabar dan ketemuan sama sang tunangan untuk kasih dummy undangan yang dimaksud. Kebetulan saya gak ikut ketemuan. Saya termasuk orang yang gak kepengen ribet, males berurusan sama orang yang bertele-tele. Akhirnya saya menyerahkan masalah ini sama sang tunangan.

Begitu sang tunangan kasih dummy ke saya, rasa pengen nangis, pengen marah pokonya campur aduk deh. Dummy nya itu ah pokonya abstrak deh susah diungkapkan dengan kata-kata. Pas ditanya kenapa ngaret, Mr.X pun mengemukakan beberapa alasan yang tidak masuk akal. Awalnya dia bilang lama karena lagi bikin dummy B, padahal dummy yang dimaksud pun sampai saat itu belum jadi. Saya sampai heran, awalnya dia yang menawarkan untuk bikin 2 dummy padahal saya hanya nanya budget untuk undangan B. Ditawarin dibikinin dummy A sama dummy B, siapa yang bakal nolak ditawarin bikin dummy dengan 2 desain tanpa bayar tambahan. Eh gatau nya dia yang ingkar.Zzzzz banget

Saya aja sampai merasa malu untuk kasih liat ke keluarga ttg undangan dummy ini. Emang sih kalau dari segi harga Mr.X ini jauh lebih murah tapi murah bukan berarti murahan kan? Kami tidak masalah kalau masalah harga, yang penting memuaskan. Akhirnya saya putuskan untuk membatalkan semuanya orderan.

Uuuuh giliran kami udah batalin orderan, Mr.X rajin banget kasih kabar sampai bela2in nyamperin sang tunangan di kantornya. Meminta maaf sekaligus membujuk supaya tidak membatalkan orderan. Bukan apa-apa, saya sudah kepalang kecewa dengan sikap yang tidak profesional Mr.X dan kami takut kedepannya dia akan melakukan kesalahan yang sama jadi kami pun akhirnya meminta maaf karena membatalkan orderan.

Nah perjuangan undangannya bersambung ya.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar