Kamis, 14 April 2016

Kunjungan Dr.SpOg Kedua (Super Late Post)



Dengan berbekal pengalaman buruk pada saat konsultasi dengan dokter kandungan sebelumnya, maka kali saya mencari tau dokter kandungan yang rekomen. Pada saat curhat sama seorang sahabat yang kebetulan bekerja di sebuah rumah sakit, tentang pengalaman buruk kemarin, maka sang sahabat pun merekomendasikan sebuah klinik dan seorang dokter. Kebetulan lokasi klinik tidak begitu jauh dari tempat tinggal orang tua saya. Sahabat lain yang kebetulan kerja di lab pun tidak menyarankan untuk test hormon terlebih dahulu, karena konon biayanya lumayan menguras tabungan. Kalau tidak salah, hampir 2 jt an. Alhasil, setelah dinasehati oleh kedua sahabat saya tersebut, akhirnya saya mencari second opinion ke klinik dan dokter yang dimaksud. 

Kebetulan sabtu itu, kami tidak ada jadwal kemana-mana, jadi kami berfikir untuk pergi ke klinik, sekalian jenguk orang tua saya. Sebelumya, saya udah nelepon ke klinik, katanya dokternya praktek jam 10. Berbekal informasi dari telepon tadi, saya dan suami dateng jam9, karena katanya harus daftar dulu. Begitu kami sampai di klinik, WOW ramee banget deh udah kaya pasar…! Mungkin memang kebetulan itu klinik khusus ibu dan anak, dan kami datang hari libur jadi yaa mungkin wajar sajalah kalau padat seperti itu. Begitu mau daftar, ternyata saya dapet no antrian ke 33. Ah kami fikir tidak akan lama, soalnya di dokter sebelumnya, satu pasien tidak sampai 10 menit. Ternyata sampe jam1, nomer antrian masih belasan. Akhirnya kami putuskan untuk pulang dulu krmh orang tua saya, sekalian solat dzuhur. Setelah solat dzuhur, kami istirahat sambil nunggu adzan ashar. Ah palingan habis ashar, pikir kami. Kami pun terlelap tidur sampai akhirnya adzan ashar. Setelah solat asar, kami nelepon kliniknya untuk bertanya sudah nomer berapa antriannya. Ternyata sudah 28, kami pun bergegas pergi lagi ke klinik.

Sesampainya di klinik, mendadak deg2an. Ah maklum lah masih trauma sama dokter kandungan sebelumnya. Akhirnya nomor kami pun dipanggil. Begitu masuk ruangan dokter, disambut super hangat sama sang dokter. Lalu ditanya-tanya seprti, “ada apa? Kapan terakhir mens? Sudah berapa lama menikah?” ga lama setelah tanya jawab, saya pun disuruh usg. Pada saat proses usg, dokternya bilang “wah ini ga nahan pipis ya?” OMG saya lupa untuk nahan pipis, alhasil dokter langsung menyarankan untuk transvaginal. Semacam dimasukin alat gitu ke dalam kemaluan. Kemudian hasilnya muncul di layar, “belum ada pembuahan sih, tapi di sini keliatan udah ada penebalan rahim, antara mau mens atau akan terjadi pembuahan” setelah beres transvaginal, kami pun berbincang-bincang di meja dokter. Lalu terjadilah percakapan :
Dokter (D) ; Saya (S)

D          : Untuk sekarang, ga saya kasih obat dulu ya. Takutnya bener terjadi pembuahan.
S          : Oh iya dok
D          : Berat badannya naik ya setelah nikah?
S          : Iya dok
D          : Berapa kilo?
S          : 6 Kg
D          : Waduh baru 6 bulan sudah naik 6 kilo? Haha kalau bisa berat badannya turunin ya, soalnya nanti kalau hamil pasti berat badannya naik lagi
S          : Iya dok (dengan nada ragu)
D          : Analisa sementara, mungkin kenaikan berat badan yang drastis mempengaruhi hormon, jadi sekarang kamu mens nya telat
S          : Oh gitu ya dok, dok kalau mens nya ga teratur apa pertanda tidak subur?
D          : Oh engga, kesuburan tidak bisa dilihat dari jadwal mens. Selama kamu masih mens, berarti ya masih subur
S          : Oh iya iya
D          : Pola makan nya mulai sekarang diatur ya, makan tetep 3x sehari tapi kalau bisa disela-sela jadwal makan itu tidak boleh ngemil
S          : iya mudah-mudah bisa dok, makasih dok

Habis keluar dari ruangan dokter, kami merasa puas dengan hasil konsultasinya. Sangat jauh berbeda dengan yang sebelumnya. Begitu harus bayar, subhanallah biaya nya juga jauh lebih murah. Saya hanya perlu membayar Rp 120.000,- untuk konsultasi dan USG. Bener kata orang, cari dokter kandungan tuh cocok-cocokan. Harus sabar dan pantang menyerah untuk cari-cari sampai nemu yang sreg.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar