Kamis, 14 April 2016

Pemeriksaan HSG (Super Late Post)



Kali ini mau membahas perkembangan program hamil bulan demi bulan. Kebetulan bulan September bulan saya bertambah usia, sempet berkeinginan “semoga bisa dapet kado terindah tahun ini”, yah namanya saja keinginan bisa terkabul ataupun tidak. Beberapa hari sebelum ulang tahun, saya dan suami berbincang-bincang. Yah ngobrol biasalah, santai sambil nonton tv. Tiba-tiba suami cerita, kalau salah satu sahabat dekatnya nanya2 tentang program hamil yang sedang kita jalankan, apakah sudah berhasil  atau belum. Kebetulan suami dan sahabatnya ini dekat sekali sampai sudah dianggap keluarga sendiri. Sampai-sampai hari pernikahan kami pun diadakan di tanggal yang sama tapi beda tempat.

Suami dan sahabatnya saling bertukar cerita tentang program hamil yang sedang dijalankan. Sang sahabat bercerita tentang pengalamannya test sperma, dan sang istrinya test kesehatan sel telur HSG. Selain bercerita tentang pengalamannya, dia juga bertanya tentang test yang sudah dijalankan oleh suami dan saya. Suami tidak bercerita banyak, masalahnya kami memang memutuskan belum mau memulai test ini itu. Nanti sajalah kalau sudah setahun pikir kami.

Entah kenapa, setelah suami cerita tentang pengalaman sahabatnya, saya mencari tau apa itu Test HSG dan lain sebagainya. Ini sedikit informasi yang saya dapat dari artikel sebelah.

Apa itu histerosalpingografi? Pemeriksaan Histerosalpingografi (HSG), dikenal juga dengan pemeriksaan uterosalpingografi, adalah pemeriksaan sinar X dengan memakai cairan kontras yang dimasukkan ke rongga rahim dan saluran telur (tuba fallopi)

Apa tujuannya? Untuk mengetahui kondisi saluran telur sekaligus apakah ada sumbatan dan letaknya pada saluran telur yang bisa menyebabkan infertilitas. Pemeriksaan HSG juga bisa mengevaluasi bentuk, ukuran dan struktur rongga rahim sehingga bisa mendeteksi beberapa kelainan seperti tumor jinak di rahim yang tumbuh ke arah rongga rahim (mioma uteri jenis submukosum), polip rahim, perlengketan (adesi) dinding rahim, atau kelainan bawaan rongga rahim seperti adanya sekat pada rahim (septum). Pemeriksaan ini juga bisa mengetahui penyebab keguguran berulang.

Setelah membaca informasi tersebut, saya mendadak galau, mendadak memikirkan kenapa juga ya ga test ini itu, namanya juga usaha. Trus tiba-tiba pengen liat video perkembangan janin di Youtube channel. Dan video itu berhasil membuat saya menangis sejadi-jadinya, teharu atas kebesaran Allah SWT yang menciptakan manusia, terharu juga melihat pengorbanan seorang ibu saat melahirkan. Sambil masih menangis sejadi-jadinya, suami dengan sigapnya langsung memeluk dan menenangkan, kalau semuanya akan baik-baik saja. Kita jalani bersama, harus semangat ujarnya. Setelah saya puas menangis, dan mulai tenang, suami pun mengajak saya masuk kamar untuk beristirahat.

Keesokan harinya, saat suami mengantar saya berangkat kerja, saya meminta maaf karena kejadian semalam yang mendadak galau membuat dan suami saya khawatir. Suami saya hanya tersenyum, dia bilang “gpp yang penting kamu sekarang udah tenang, jangan nangis lagi ya. Semangat ya, yang penting kita sudah usaha, sisanya serahkan saja sama Allah”

Saya bersyukur mempunyai suami seperti dia, selalu tau celah dimana harus mengambl sikap untuk menghadapi tingkah laku saya. Saya menangis karena jujur, saya memang sudah pengen banget memiliki momongan. Tapi kalau saya pikir lagi, sebenarnya bukan saya saja yang sudah ingin memiliki momongan. Tapi suami pun sudah pengen cepet-cepet. Tapi suami tidak pernah memperlihatkan kesedihannya di depan saya. Mungkin kalau dia sedih, saya bakal teramat sedih. Jadi dia selalu berusaha menyemangati saya dan mungkin dirinya sendiri. 

Terima kasih ya Allah, Engkau telah memberikan pendamping hidup yang selalu sabar dan selalu menyemangati hamba dalam keadaan apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar