Kali
ini mau membahas perkembangan program hamil bulan demi bulan. Kebetulan bulan
September bulan saya bertambah usia, sempet berkeinginan “semoga bisa dapet
kado terindah tahun ini”, yah namanya saja keinginan bisa terkabul ataupun
tidak. Beberapa hari sebelum ulang tahun, saya dan suami berbincang-bincang.
Yah ngobrol biasalah, santai sambil nonton tv. Tiba-tiba suami cerita, kalau
salah satu sahabat dekatnya nanya2 tentang program hamil yang sedang kita
jalankan, apakah sudah berhasil atau
belum. Kebetulan suami dan sahabatnya ini dekat sekali sampai sudah dianggap
keluarga sendiri. Sampai-sampai hari pernikahan kami pun diadakan di tanggal
yang sama tapi beda tempat.
Suami
dan sahabatnya saling bertukar cerita tentang program hamil yang sedang dijalankan.
Sang sahabat bercerita tentang pengalamannya test sperma, dan sang istrinya
test kesehatan sel telur HSG. Selain bercerita tentang pengalamannya, dia juga
bertanya tentang test yang sudah dijalankan oleh suami dan saya. Suami tidak
bercerita banyak, masalahnya kami memang memutuskan belum mau memulai test ini
itu. Nanti sajalah kalau sudah setahun pikir kami.
Entah
kenapa, setelah suami cerita tentang pengalaman sahabatnya, saya mencari tau
apa itu Test HSG dan lain sebagainya. Ini sedikit informasi yang saya dapat
dari artikel sebelah.
Apa itu histerosalpingografi? Pemeriksaan Histerosalpingografi
(HSG), dikenal juga dengan pemeriksaan uterosalpingografi, adalah pemeriksaan
sinar X dengan memakai cairan kontras yang dimasukkan ke rongga rahim dan saluran
telur (tuba fallopi)
Apa tujuannya? Untuk mengetahui kondisi saluran
telur sekaligus apakah ada sumbatan dan letaknya pada saluran telur yang bisa
menyebabkan infertilitas. Pemeriksaan HSG juga bisa mengevaluasi bentuk, ukuran
dan struktur rongga rahim sehingga bisa mendeteksi beberapa kelainan seperti
tumor jinak di rahim yang tumbuh ke arah rongga rahim (mioma uteri jenis
submukosum), polip rahim, perlengketan (adesi) dinding rahim, atau kelainan
bawaan rongga rahim seperti adanya sekat pada rahim (septum). Pemeriksaan ini
juga bisa mengetahui penyebab keguguran berulang.
Setelah
membaca informasi tersebut, saya mendadak galau, mendadak memikirkan kenapa
juga ya ga test ini itu, namanya juga usaha. Trus tiba-tiba pengen liat video
perkembangan janin di Youtube channel. Dan video itu berhasil membuat saya
menangis sejadi-jadinya, teharu atas kebesaran Allah SWT yang menciptakan
manusia, terharu juga melihat pengorbanan seorang ibu saat melahirkan. Sambil
masih menangis sejadi-jadinya, suami dengan sigapnya langsung memeluk dan
menenangkan, kalau semuanya akan baik-baik saja. Kita jalani bersama, harus
semangat ujarnya. Setelah saya puas menangis, dan mulai tenang, suami pun
mengajak saya masuk kamar untuk beristirahat.
Keesokan
harinya, saat suami mengantar saya berangkat kerja, saya meminta maaf karena
kejadian semalam yang mendadak galau membuat dan suami saya khawatir. Suami
saya hanya tersenyum, dia bilang “gpp yang penting kamu sekarang udah tenang,
jangan nangis lagi ya. Semangat ya, yang penting kita sudah usaha, sisanya
serahkan saja sama Allah”
Saya
bersyukur mempunyai suami seperti dia, selalu tau celah dimana harus mengambl
sikap untuk menghadapi tingkah laku saya. Saya menangis karena jujur, saya
memang sudah pengen banget memiliki momongan. Tapi kalau saya pikir lagi,
sebenarnya bukan saya saja yang sudah ingin memiliki momongan. Tapi suami pun
sudah pengen cepet-cepet. Tapi suami tidak pernah memperlihatkan kesedihannya
di depan saya. Mungkin kalau dia sedih, saya bakal teramat sedih. Jadi dia
selalu berusaha menyemangati saya dan mungkin dirinya sendiri.
Terima
kasih ya Allah, Engkau telah memberikan pendamping hidup yang selalu sabar dan
selalu menyemangati hamba dalam keadaan apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar